Ibuk akan sambung postingan Ibuk yang kemarin ya…
Anak-anak generasi Milenial merupakan anak-anak dari Generasi X ataupun Generasi Y. Nah, sebagaimana yang sudah Ibuk bahas kemarin bahwa mereka yang dari Generasi X ataupun Y adalah anak-anak yang sempat merasakan yang namanya hidup susah.
Dalam artian, kalau kamu mau sesuatu, kamu harus berjuang, karena gak gampang untuk mendapatkan semua yang kamu mau. Hal ini mereka dapatkan dari orangtua mereka yang berasal dari Generasi Baby Boomers.
Ketika Generasi X dan Generasi Y ini menjadi orangtua, kebanyakan dari mereka (berdasarkan pengalaman klien Ibuk) tidak ingin anaknya merasakan susahnya mendapatkan sesuatu seperti mereka dulu. Sehingga, segala kesulitan yang anak mereka hadapi sekarang, mereka bantu sepenuh hati dan semampu-mampunya mereka sebagai orangtua. Apalagi dengan ditambah kemajuan ekonomi Indonesia sudah jauh lebih baik dari zaman dulu.
Apa itu salah Bu? Kan itu anak mereka..
Tentu tidak salah. Itu hak mereka sebagai orangtua. Tapi tentunya segala sesuatu ada konsekuensinya.
Apa konsekuensinya?
Secara tidak sadar kita sebagai orangtua membentuk mereka sebagai pribadi yang lemah dengan daya juang yang minim. Apa – apa dibantu. Tugas sekolah dan kampus dibantu dan dikerjakan orangtua, murid di marahi disekolah eeeh orangtua ngamuk-ngamuk datang ke sekolah. Mau ini mau itu … ta..daaaa…langsung ada ditangan anak. Sehingga, anak tidak merasakan proses mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Segalanya begitu mudah. Apakah selamanya hidup anak akan senantiasa indah?? ^^
Menjadi Orangtua di Era Milenial
Psikolog keluarga Elly Risman pernah menuangkan pikirannya dengan sangat indah. Ia berkata:
“Kita tidak pernah tahu , anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nantinya, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jangan mainkan semua peran, ya jadi Ibu, jadi koki, jadi tukang cuci, ja jadi Ayah, jadi supit, jadi tukang ledeng,
Anda bukan tim SAR!
Anak anda tidak dalam kondisi bahaya. Jangan selalu membantu dan memperbaiki semuanya.
Singkatnya…
Berikan anak-anak kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri. Skill ini harus dilatih dan tidak muncul dengan simsalabim! Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.
Tampaknya sepele sekarang, secara apalah salahnya kita bantu anak kita…
Tapi…jika anda bergegas menyelamatkan anak anda dari segala kesulitan maka dia akan ringkih dan mudah layu.
Sakit sedikit, mengeluh.
Berantem dikit, minta cerai.
Masalah dikit jadi gila”
Ini sangat tepat dalam menggambarkan kondisi kehidupan generasi milenial. Dan menjadi tantangan bagi orangtua yang hidup di era milenial bagaimana menyikapi kemudahan-kemudahan dan rasa ingin membahagiakan anak dengan gampang.
Jadi, apa yang dibutuhkan anak-anak generasi Z ini? Apa yang harus ditumbuhkan dan dipupuk dari diri mereka?
Ibuk bahas di postingan berikutnya ya….
Gambar diambil dari laman parentstepbystep