Kategori
Personal

SEPENGGAL KISAH NYATA PENGKHIANATAN CINTA – part 2

Sudah banyak permintaan agar segera menayangkan sambungan kisah cinta ini, tapi karena tugas duniawi yang begitu banyak, jadinya terhalang terus hasrat ingin menulis. ^^

Baiklah kita lanjut yaaa….Saya akan menyebut Klien dari cerita ini dengan sebutan Klien.

Karena riwayat perjalanan kisah perselingkuhan ini sangat panjang, Ibuk putuskan langsung comot dari thesis saja yaa….

Pengkhianatan Cinta : Antara Aku, Kamu dan Ibu Kandungku

Klien adalah seorang anak tunggal dan tinggal bersama kedua orangtuanya di daerah KP. Pada saat usia Klien 17 tahun, Klien dikenalkan dengan seorang laki-laki oleh pak De-nya. Selang 2 bulan, ia pun dilamar. Setelah menikah, Klien membangun rumah kecil yang menempel dengan rumah orangtuanya.

Rumah tersebut hanya dipisahkan oleh sekat berpintu ditengah rumah, sehingga memudahkan siapa saja untuk masuk baik ke rumah Klien ataupun ke rumah orangtuanya. Tidak lama kemudian Klien mendapatkan seorang anak perempuan. Menurut Klien, suaminya tampak kecewa karena suami menginginkan seorang anak laki-laki. Suami Klien bekerja sebagai penjual kelapa di depan rumah, sedangkan Klien sendiri membantu usaha tetangganya yang berwiraswasta.

Tujuh tahun berselang, Klien melahirkan seorang anak laki-laki, sehingga Klien tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang tidak stabil. Klien kembali bekerja serabutan untuk membantu suami menafkahi anak-anak. Tahun 2008, Klien merasa curiga pada suaminya. Klien merasa suaminya telah berselingkuh namun Klien tidak tahu siapa perempuan yang bersama suaminya. Kecurigaan Klien berdasarkan keuangan suami yang terus saja habis padahal Klien jarang diberi uang oleh suami. Selain itu, Klien juga merasakan adanya perubahan pola perilaku seksual suami saat berhubungan intim.

Perubahan Pola Hubungan Intim

Menurutnya, pola hubungan intim suami cenderung lebih agresif dibandingkan sebelumnya. Biasanya, Klien dan suami melakukan hubungan intim hanya berdurasi sekitar 15 menit, namun sejak 2008 durasi hubungan intim dapat berubah menjadi sekitar 1 jam 30 menit. Setelah berhubungan intim, vagina Klien terasa sangat gatal. Suami Klien tidak terima karena telah dituduh selingkuh oleh Klien. Suami menantang Klien mencari siapa wanita yang diselingkuhinya. Karena kesal, Klien kemudian pergi dari rumah dan bekerja di Yogyakarta sebagai babysitter selama 1 tahun.

Selama Klien bekerja menjadi babysitter, Klien bertemu dengan Ibu A, seorang perempuan pemilik kost-kostan yang sering membantu Klien saat memiliki masalah. Selama 1 tahun bekerja, Klien masih sering pulang ke rumah untuk melihat anak-anaknya. Klien menitipkan anak-anaknya untuk diasuh oleh Bapak kandung Klien. Hubungan Klien dengan suami semakin memburuk, karena suami masih belum mau mengakui perselingkuhannya. Klien pun tidak lagi bisa mengandalkan penghasilan suami yang sudah tidak bekerja lagi.

Bulan September 2009, Klien mendapat tawaran untuk bekerja di Jakarta. Klien merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk menambah keuangannya, sehingga ia menerima tawaran kerja dan berangkat ke Jakarta selama 1 tahun. Tidak lama bekerja di Jakarta, pada bulan Februari 2010, Klien mendapat kabar dari anaknya melalui telepon bahwa suaminya telah berselingkuh dengan ibu kandungnya. Sang anak melihat bahwa bapaknya sedang mengulum p******a neneknya. Klien merasakan dadanya semakin panas dan berniat untuk segera pulang ke rumah.

Adanya kontrak pekerjaan di Jakarta menyebabkan Klien tidak dapat segera pulang. Bulan September 2010 Klien dapat pulang ke Yogyakarta karena kontrak telah selesai. Klien kemudian berbicara dengan ibunya untuk mendapatkan penjelasan tentang perselingkuhannya, namun Sang Ibu tidak mengakui perbuatannya. Ibunya hanya mengakui bahwa ia kepanasan sehingga harus membuka baju. Adanya informasi ini membuat hubungan Klien dengan ibunya renggang.

Awal Kabar Pengkhianatan Cinta

Hingga pada 5 Februari 2011, Klien mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan dari tetangga-tetangga pada saat mengikuti acara pengajian di malam hari. Para tetangga mengatakan bahwa ada hubungan yang ‘spesial’ antara Ibu kandung Klien dengan suaminya. Mendengar itu, Klien langsung pulang ke rumah. Tanpa mengucapkan salam “Assalamu’alaikum” yang biasa Klien ucapkan ketika pulang, saat itu Klien langsung membuka pintu rumah dan melihat ibunya sedang tidur menggunakan daster di samping suaminya yang tidak memakai baju di ruang tengah rumah Klien. Saat itu bapak kandung Klien sedang tidur di rumahnya.

Melihat kejadian itu, Klien merasakan panas di dadanya. Perasaan bercampur aduk di dadanya.  Rasa sakit yang dirasakan oleh Klien bertambah manakala ia mengetahui pasangan selingkuh suaminya adalah ibu kandung Klien sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Klien berikut ini,

“…aku nemuin si mbokku baru selesai ‘main’ di depan tipi mbak. Di ruang tamu, bukan di kamar mbak! (nada suara tinggi)” (5. 156-159).

Klien kemudian pergi ke aparat desa untuk meminta bantuan, namun aparat desa justru tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Klien. Perasaan sedih Klien kembali muncul karena dianggap hanya mengada-ngada. Klien yang pada saat itu dalam kondisi bingung tidak dapat berpikir jernih sehingga memutuskan untuk pergi dari rumah,

“…habis itu mbak, istilahne dunia itu udah gak berputar. Rasanya aku dah putus asa, lalu aku minggat aja dari  rumah…” (5. 106-163)

Oleh Ibu kandungnya, Klien dipersilahkan untuk minggat,

“…dia malah bilang ‘dah kalo kamu udah gak kuat lagi silahkan pergi dari rumah, besok kalo kamu mau pulang kalo dah punya anak’, akhirnya aku pergi mbak…”.

Menuju P2TPA Akibat Pengkhianatan Cinta

Klien kemudian pergi ke rumah temannya, yaitu Ibu A pemilik kost-kostan di Yogyakarta untuk menenangkan dirinya. Oleh Ibu A, Klien kemudian dibawa ke sebuah LSM. Setelah dijelaskan permasalahannya, akhirnya pihak LSM membawa Klien untuk diberikan penanganan lebih lanjut di P2TPA (Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak) Yogyakarta. P2TPA merupakan lembaga resmi dibawah dinas pemerintahan Yogyakarta.

Hasil wawancara yang paling menonjol dari Klien adalah besarnya rasa kemarahan dan kekecewaan terhadap ibu, seperti yang diungkapkan berikut ini,

“…opo yo mbak, di sini ini (nunjuk dada) memendam rasa kebakar gitu (nada tinggi). Yo istilahne, kulo anak tunggal, punya ibu yang kayak gitu rasanya gimana” (5. 149-153).

“Ya Allah mbak..(menghela nafas dan mengurut dada) aku tuh kesal banget si mbok masih gak mau jujur” (6.201-203).

 “..aku dah gak bisa mikir mbak. Gimana ya mbak, seharusnya mbak bisa bayangin, aku tuh anak tunggal. Pantas gak seorang ibu giniin anaknya (menangis). Seharusnya ibu itu bikin tenang aku. Di saat aku terpuruk seharusnya dia memberi semangat aku. Tapi ini enggak mbak (menangis)” ( 8. 288-291).

Padahal Klien merasa ia tidak pernah berbuat sesuatu hal yang mengecewakan ibu, bahkan Klien giat bekerja untuk memberi ibunya uang. Harapan-harapan Klien yang begitu besar atas ibunya membuat efek dari kejadian ini menjadi lebih kompleks. Perasaan marah dan kecewa Klien bertambah saat mengingat bahwa dirinya adalah anak tunggal  yang seharusnya disayang, dan tidak seharusnya diperlakukan seperti ini. Dalam ungkapan berikut ini terlihat kekecewaan yang amat besar terhadap sosok ibu.

“…dia (ibu) enggak berusaha untuk mencari aku, dia nggak berusaha telpon aku cari tau kabar tentang aku, aku tuh gimana toh, sms aja gak pernah (menangis). Terakhir malah kabur sama suamiku” (12.521-525).

Suami Klien saat ini diketahui tinggal dirumah orangtua kandungnya di daerah KR, sedangkan ibu Klien disembunyikan suami Klien ditempat yang tidak diketahuinya. Klien belum mau berkunjung ke rumah mertuanya dengan alasan karena Klien mengetahui bahwa tidak adanya dukungan dari keluarga mertua terhadap dirinya seperti pada saat pertemuan antara dua keluarga yang pernah difasilitasi oleh pihak P2TPA, dimana pihak mertua justru menyalahkan Klien dan tidak memberikan dukungan kepadanya.

Saya sebagai peneliti waktu itu, bahkan masih tidak percaya dengan kasus ini. Mungkin hal yang sama juga dirasakan oleh aparat desa tersebut yang mengira hanya rekaan semata. Tapi ternyata kasus ini hadir diantara kita. Di tengah masyarakat. Kasus ini telah ditangani oleh peneliti dan tim menggunakan modifikasi terapi dzikir dan forgiveness therapy untuk meminimalisir gejala distress yang timbul akibat masalah ini. 

Semoga ada pelajaran yang dapat diambil dari kasus ini. Dan semoga pada pembaca setia madrepedia selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Terimakasih telah membaca madrepedia.

Oleh Rosdaniar

Penulis merupakan psikolog klinis di salah satu instansi pemerintah. Selain sebagai Psikolog Klinis, penulis merupakan ibu dari dua putri cantik.

Satu tanggapan untuk “SEPENGGAL KISAH NYATA PENGKHIANATAN CINTA – part 2”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.